Kenapa jakarta penuh? Salahkanlah pada pendatang dari daerah..
Tapi pendatang dari daerah bukan hanya mencari kerja...
Tapi juga mencari ilmu...
Misalkan saja kita ambil universitas "I" di kota depok, sebuah kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta.
Universitas "i" bisa menerima mahasiswa dari seluruh penjuru indonesia, oleh karena itu banyak pendatang diterima oleh universitas "i".
Misalkan sebuah fakultas ada 10 orang daerah yang menuntut ilmu pada universitas "I".
Kalikan saja 10 orang itu dengan jumlah fakultas di universitas "I" yaitu misalkan 13 fakultas..
jadi ada 130 orang daerah, celakanya, fakultas itu terbagi atas beberapa jurusan, rata-rata lebih dari 5 jurusan, jadi kita ambil saja 6 jurusan, namun tidak semuanya punya jurusan jadi ya kita potong jadi 6 fakultas dengan 6 jurusan.
jadi hitungan adalah:(6*6*10)+(5*10)=360+50=410
dan kebanyakan dari 410 orang yang lulus universitas "I" pasti kerja di Jakarta, karena mereka ogah balik lagi ke daerah asalnya karena kurang berprospek, alih-alih membangun daerahnya, jadi mereka pulang kalo mudik doank.
Karena mereka kerja di jakarta, tentu saja mereka pasti bakal kimpoi di jakarta punya anak.
Makin penuh aja kota di Jakarta.
Jadi siapa yang bertanggungjawab? apakah pemerintah yang tidak becus membuat infrastruktur pendidikan yang merata dan memadai di daerah-daerah?
Apakah universitas "I" yang menarik para pendatang dan menyumbangkan 410 sarjana dari daerah untuk bekerja di jakarta, menambah persaingan dari orang jakarta sendiri.
Apa sarjana dari daerah yang sudah lulus universitas "I" tapi mereka ogah balik untuk membangun daerahnya masing-masing, sehingga daerahnya menjadi maju dan pendidikan akan bagus.
Sudah 62 tahun kita merdeka, masa masalah kaya gini masih mau berlanjut? Hal yang seperti ini akan terus berulang karena sifatnya warisan dan akan terbawa ke adik-adik kelas para pendatang dari daerah.